#1
Tertutup haru menatap tajam dalam kehampaan. Derai tangis awan berdialog tanpa abaikan kebutaan malam. Aku terdampar dalam petaka kenyataan. Sungguh tragis kataku, akan ku biarkan kepalsuan jejaki nafas dan aliran kata palsu penuh pilu. Saya tertekan.... (23 April 2011)
#2
Asaku semakin pupus perlahan. Batinku terkoyak menghilang, menerpa angan. Sulit ku temukan jalan. Ingin ku pergi, akhiri sandiwara ini. Kala racun semakin menyesakkan krongkonganku, aku harap ku bisa hempaskan segera nyawaku. Tolonglah, demi sebuah serapah. Ingatkan aku tuk bertahan. Namun sudahlah, satu sisi jasadku sudah tak teriring kalbu yang kini telah mati... (24 April 2011)
#3
Sungguh melelahkan. Terbata-bata dalam kalimat, tertunduk dalam sikap, tertatih dalam langkah, dan mulai lelah mencari arah..
Sungguh menyesakkan. Bimbang mengiringi nestapa dan bahagia kini mulai terlihat fana..
Sangat menyakitkan saat pengabdian dibayar dengan pengkhianatan.!!
Dan benar-benar memuakkan saat senyumanmu menorehkan luka dibatinku...
Dengarlah keluhan hati, saat dia terluka oleh butanya rasa... (04 Mei 2011)
#4
Satu ungkapan nurani mulai menjejali langkah yang tak ingin menepi..
Satu jawaban tak bisa ungkap segala rasa penasaran..
Satu cerita kini mulai tertata dengan indahnya..
Satu senyum jelita kini selalu berwarna diantara duka..
Satu kesedihan mulai tertepis karena kebahagiaan..
Hanya 1 kata nyata dalam realita berikan gradasi dihidupku yang kian kelabu. Kata itu adalah, 'KAMU'.!! (14 Mei 2011)
#5
Kemarin aku sendirian di dunia ini. Dan kesendirianku sebengis kematian...
Kemarin diriku adalah sepatah kata yang tak bersuara di dalam pikiran malam...
Hari ini, aku menjelma menjadi sebuah nyanyian menyenangkan di atas lidah hari...
Dan, ini berlangsung dalam semenit dari sang waktu yang melahirkan sekilasan pandang, sepatah kata, sebuah desakan dan sekecup ciuman... (21 Mei 2011)
#6
Sepucuk guratan tinta t'kenang dlm noda. Haruskah ku baca? Sedangkan logika berseteru dg kenistaan jiwa. Aku buta. Aku tak bisa baca semua kata. Aku tuli. Aku tak bisa dengarkan rintihan hati..
Ternyata ini smua hanya sebongkah pualam tajam membidik hasrat nurani yg mulai t'tata rapi..
Kini aku tau. Aku sadari itu. Saat kaca benturkan bayangnya dimuka aku, pilihan harus t'pilih. Hanya satu. Tetap satu, yaitu "Kamu".... (22 Mei 2011)
#7
Saat gelisahku tak henti teriakkan sajak tentangmu, aku coba hadirkan bayangmu dalam kesendirianku..
Ketika semua kata sudah tak bisa ungkapkan keberadaanmu dihatiku, akan ku curahkan namamu dalam dendang pilu penuh rindu..
Dan akhirnya kini aku akui bahwa, teryata kau jauh lebih berharga dari sajak, lagu, dan kata manis dalam hidupku ini..
Ratap tangisku pun takkan mampu halangi hatiku tuk slalu memujamu... (25 Mei 2011)
#8
Detik itu saat mawar melemahkan kelopak wanginya kembali merusak memory. Hilangkan sejenak keterlibatan nurani, coba raih jati diri. Ku ingin satu musim semi dan kan ku temukan lagi tanah yg pantas ku tanami benih peneduh hati...
Satu kedamaian t'hempas melayang. Memeluk segumpal pesona dan menukarnya dg cabikan nista. Kini aku harus b'lari demi satu mimpi dan sgenap harap dalam diri. Akan ku tanam mawarku sendiri... (30 Mei 2011)
#9
Tangis awan kali ini trus mendorongku lukiskan sgala bayang tentangmu. Hadirkan satu imaji dalam mimpi tiada tepi..
Kau indah, lebih indah dari singgasana bulan yg slalu t'senyum pada bintang..
Kau cantik, lebih cantik dari embun pagi yg membelai lembut kelopak mawar b'duri..
Aku tak tau apa rasa ini. Dan maaf, aku tak sesempurna itu..
Nyatanya, hanya kau yg mampu takhlukkan aku. Kau lebih dari indahnya kata cinta... (02 Juni 2011)
#10
Satu keindahan kembali t'pancar digelapnya kelopak mata. Bayang rona gemilang kini hiasi logika yg mulai usang. Aku terpaku, dilambung kelembutan dari sebuah senyuman primadona harapan..
Mungkin hanya kau surga dikenyataanku. Kenyataan fana yg tak bisa ku rengkuh slamanya..
Akan kutunggu bayangmu memelukku diantara mimpi-mimpi indahku. Biarkan gelap malam yg b'kata. Hanyutkan aku dalam samudera penuh rindu... (06 Juni 2011)
#11
Cemara tua t'lalu tinggi lambaikan dahannya yg rapuh padaku. Lambaian itu bak kasih yg tak bisa ku raih. T'lalu tinggi tinggalkan pijakan kaki. Perlahan ku terbang dgn sayap tanpa harap, dan saat ku mulai goyah karna awan hitam penuh kekecewaan yg menutupi ambisi diri, kau selamatkanku dr buruknya kenyataan penuh kepalsuan. Hanya kaulah kekasih hatiku, TUHAN. Terima kasih utk sgala nikmat dan nestapa yg pernah ada... (07 Juni 2011)
#12
Apa yg bisa ku gambarkan? Hanya satu sketsa pilu meski berpelangi disudut hati. Kepingan asa itu terpecah, membeku, tapi tajam menusuk kalbu..
Tak jera ku bayangkan lukisan surga membenturkan kanvasnya didepan mata. Hanya pedih serentak membasuh jiwa. Tapi ku yakin, semua ada maksud, ada ilham, dan ada titik terang. Hanya menunggu waktu, saat surya berkata,"Tinggalkan malam, dan temukanlah kebahagiaan"... (08 Juni 2011)
#13
Hening kelabu tampak tak berjarak. Tiada rasa b'semayam damai melingkupi bongkahan hati, selalu saja b'pacu dalam satu argumentasi pekakkan ego diri..
Kiranya aku b'senandung, tapi ternyata merintih. Sejenak ku coba lukiskan fatamorgana jingga, namun tak bisa kubingkai dalam nyata. Ini ilusi.!! Bantu aku.!! Teriakkanlah ditelinganya.!! Katakan bahwa aku bukan siapa-siapa, tapi dia lah segalanya... (10 Juni 2011)
#14
Alunan melodi suara hati merampas sepi. Teriakkan satu harapan disela jiwa yang meronta. Aku inginkan kebenaran dari setiap kenyataan yang semakin memaksaku untuk berjalan dengan mata terpejam. Cukup Renungkan... Pikirkan... Resapi... dan Pahami....
Tak perlu ku memaksa. Tak ingin ku bertahta. Hanya satu cita terselip rapi dalam sebuah doa. Akan kunanti pelukan 'ceria' yg dulu selalu ada.... (15 Juni 2011)